Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali meningkat setelah serangan drone besar-besaran yang dilancarkan Ukraina terhadap beberapa pangkalan militer Rusia. Serangan tersebut berhasil menghancurkan dan merusak lebih dari 40 pesawat tempur, termasuk pengebom strategis seperti Tu-95 dan Tu-22M yang memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi situasi ini dengan peringatan keras kepada Ukraina: Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar akan melancarkan aksi balasan besar.
Dalam sebuah pernyataan melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Vladimir Putin yang berlangsung selama lebih dari satu jam pada Rabu, 4 Juni 2025. Menurut Trump, Putin menyampaikan bahwa ia merasa serangan Ukraina terhadap fasilitas militer di dalam wilayah Rusia merupakan sebuah provokasi serius dan tak bisa dibiarkan begitu saja.
“Putin mengatakan kepadaku secara langsung bahwa serangan ini adalah pelanggaran besar terhadap wilayah dan keamanan nasional Rusia,” ujar Trump dalam unggahan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa sang Presiden Rusia kini merasa memiliki legitimasi penuh untuk merespons serangan tersebut dengan cara yang “tidak menyenangkan.”
Operasi Spiderweb: Serangan Terbesar Ukraina ke Wilayah Udara Rusia
Serangan drone yang memicu kemarahan Rusia merupakan bagian dari operasi militer Ukraina yang dinamai “Operasi Spiderweb.” Diluncurkan pada 1 Juni 2025, operasi ini menargetkan lima pangkalan udara utama milik Rusia. Hasilnya cukup mengejutkan: lebih dari 40 pesawat tempur berhasil dihancurkan atau rusak berat, termasuk beberapa pesawat yang menjadi andalan militer udara Rusia.
Salah satu pangkalan yang menjadi sasaran utama adalah Engels Air Base, lokasi penyimpanan dan peluncuran pesawat pengebom strategis Rusia. Sumber intelijen Ukraina menyebutkan bahwa operasi ini bertujuan untuk melemahkan kekuatan udara Rusia yang selama ini menjadi tulang punggung dalam serangan jarak jauh ke wilayah Ukraina.
Foto-foto satelit pasca-serangan menunjukkan kehancuran besar di area hanggar dan landasan pacu, memperkuat klaim keberhasilan Ukraina. Namun, aksi ini juga memicu kekhawatiran bahwa eskalasi lebih lanjut akan terjadi, terutama setelah peringatan keras yang disampaikan Putin kepada Trump.
Trump Tidak Tahu Soal Serangan, Tapi Peringatkan Risiko Besar
Dalam pernyataannya, Trump juga mengaku tidak mengetahui adanya rencana serangan besar tersebut sebelumnya. Ia menyampaikan bahwa Amerika Serikat, baik secara resmi maupun melalui saluran informal, tidak terlibat langsung dalam Operasi Spiderweb.
Meskipun begitu, Trump menekankan bahwa tindakan Ukraina tersebut dapat menimbulkan risiko geopolitik yang sangat tinggi, termasuk potensi penggunaan senjata yang lebih ekstrem dari pihak Rusia. “Saya tidak melihat adanya perdamaian dalam waktu dekat,” tulis Trump. Ia menggambarkan konflik Rusia-Ukraina saat ini seperti “dua anak yang bertengkar di taman,” namun dengan risiko kehancuran global yang sangat nyata.
Trump juga menyerukan kepada komunitas internasional agar mulai memainkan peran lebih aktif dalam meredam konflik dan mencari solusi diplomatik yang adil bagi kedua belah pihak.
Apakah Balasan Rusia Akan Datang?
Hingga kini, pihak Kremlin belum mengumumkan secara terbuka bentuk balasan yang akan diberikan. Namun, para analis militer memperkirakan bahwa Rusia kemungkinan akan menargetkan infrastruktur energi atau logistik Ukraina sebagai bentuk pembalasan. Selain itu, eskalasi di wilayah perbatasan atau serangan terhadap ibu kota Kyiv juga menjadi skenario yang mungkin terjadi.
Beberapa pengamat juga menyebutkan bahwa Putin bisa memanfaatkan momen ini untuk menggalang dukungan publik dalam negeri dan memperkuat narasi bahwa Rusia adalah pihak yang diserang terlebih dahulu.
Respons Dunia Internasional
Negara-negara Barat, termasuk NATO dan Uni Eropa, saat ini sedang memantau situasi dengan cermat. Beberapa pihak menganggap serangan Ukraina tersebut sebagai bentuk pembelaan sah terhadap agresi militer Rusia, sementara yang lain menilai bahwa tindakan ini berpotensi memperluas wilayah konflik.
Diplomasi kini berada dalam titik kritis. Apabila tidak ada upaya konkret untuk meredakan ketegangan, dunia bisa saja menyaksikan babak baru dalam perang Rusia-Ukraina yang semakin tidak terkendali.